Sebelum terbentuk menjadi desa, saat penjajahan belanda, Talang merupakan suatu wilayah kademgn dengan dikapalai oleh demang di bawah Kaweanan Kalangbret. Kadeangan Talang tidak berlangsung lama karena setelah menghabiskan satu periode kepemimpinan berubah mejadi desa Talang. Pada awalnya desa Talang terdiri dari tujuh dusun, yaitu dusun Sumberejo, Candi, Ngepeh, Ngorop, Tenggong, Cari dan dusun Karang. Sebelum pada akhirnya pada masa kepala desa Karyanto dirampingkan menjadi tiga dusun yaitu dusun Candi, dusun Tenggong dan dusun Karang.
Pda jaman dahulu, wilayah ini tidak berpenghun, tidak ada penduduk memukim secara tetap. Ketika desa-desa di sekitarnya sudah mempunyai peradaban dan tatalaksana masyarakat, desa Talang hanya difungsikan sebagai lalu lintas perdagangan.
Pada waktu itu ada dua komunitas yang melakukan suatu kegiatan. Di Talang bagian utara (sebelum terbentuknya dusun Ngorop) terdapat kegiatan jual beli. Sedangkan Talang di bagian selatan (sebelum terbentuk dusun Karang) terdapat kegiatan berguron (perguruan) yang lokasinya disakralkan sampai sekarang. Dengan adanya dua komunitas ini lah yang kemdian diyakini sebagai asal usul desa Talang.
Suatu ketika masyarakat membuat saluran air atau talang air yang berhulu dari dsa Dono dan berakhir di susun Karang. Dengan garis bentang air yang cukup anjang, aka daerah ini sebagai Talang ( asal kata talang air) dan masyarakat mengenal desa Talang sampai sekarang.